Semenjak WFH diberlakukan Nurul Rahmah (25) guru honorer SDN Bojong Sempur terpaksa menjual cireng isi untuk menyambung hidup (Rabu/22/4/20)
"Mah ieu bade di pasihkeun ayeuna wae ?.” tanya perempuan muda berkerudung navy sembari memasukan cireng kedalam kantung keresek. Siang itu, selepas adzan Dzuhur berkumandang Nunu sapaan akrab perempuan tadi mulai disibukan dengan kegiatan barunya. Berjualan cireng, itulah yang sedang dilakoninya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga di tengah pandemi.
Berjualan cireng sudah dijalaninya sekitar satu bulan lamanya, Dibantu sang adik dan kedua orang tuanya Nunu membuka kios kecil yang berisi jajanan anak di depan rumahnya. Seperti cireng isi, sosis, chicken nuget, sempol dan lain lain tentunya pekerjaan ini hanyalah sampingan dari profesi tetapnya sebagai tenaga pengajar honorer di sekolah dasar.
“Jualan kaya gini cuman sementara doang aja sih, soalnya sekarang sekolah udah diliburin murid murid belajar dari rumah jadi inisiatif saya sama adik gimana caranya tetep bisa ada pemasukan buat keluarga.” Pungkasnya, Rabu (22/4/20).
Dengan harga 5000 rupiah Nunu menjual 1 pak cireng dengan isi 4-5 buah, sedangkan satuannya dijual 2000 rupiah. Begitu juga dengan harga jajanan lainnnya yang dijualnya mulai dari 2000 rupiah sampai 3500 rupiah dengan harga murah meriah Nunu mendapatkan keuntungan yang lumayan ditambah kiosnya selalu ramai oleh anak kecil dan membuatnya kewalahan.
“Iya sih, kadang capek kalau udah rame anak- anak disini pada rebutan gak sabaran pengen jajan tapi hampir sama kaya saya waktu ngajar murid kelas 1 di sekolah jadi enjoy aja.” tuturnya sembari diiringi tawa kecilnya.
Di depan rumah nya yang bernuansa coklat muda, Nunu membuka kios dibantu sang adik yang masih duduk dibangku menengah pertama. Febrian atau yang kerap disapa Omod membantu sang kaka berjualan dari siang sampai sore terkadang Febrian menjaga kios dagangannya sambil mengerjakan tugas.
“Jagain warung teteh paling beres adzan dzuhur gantiin teteh kan kalau lagi shalat sambil ngerjain PR- PR. “ tuturnya
Ditengah kondisi seperti ini, Nunu selalu berdoa kepada Tuhan agar wabah ini segera selesai agar Nunu dan masyarakat bisa memulai kegiatan sedia kala, bercanda tawa dengan teman, dan tentunya bisa kembali bertemu dengan murid murid nya untuk memberikan ilmu.
“ Saya kalau beres shalat selalu berdoa, semoga Corona cepet berakhir dan buat kedepannya tidak ada lagi kasus kaya gini.” Tutupnya sembari tersenyum.
Rivaldi Maulana - 1174050151 - Jurnal VID
